Netkepri, Tanjungpinang – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2022 Kota Tanjungpinang mengalami deflasi 0,54%.
Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga komoditas seperti cabe merah rata-rata turun 20,76%, cabe rawit 22%, cabe hijau 18%, minyak goreng turun hingga 14%, bawang merah 6,09%, kacang panjang dan tomat 10%, udang basah 8,58, telur ayam rasa 3,07%, dan tarif angkutan udara turun sekitar 4,11%
“Inilah komoditi yang utama penyebab deflasi di kota Tanjungpinang selama bulan Agustus 2022,” kata Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom.
Hal itu, dilaporkan Gultom, ketika mengikuti rapat koordinasi rutin Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui zoom meeting, bersama Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Endang Abdullah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bambang Hartanto, Kabag Perekonomian dan SDA, Hermawan, Polresta, perwakilan Bank Indonesia, serta tim TPID kota Tanjungpinang.
Kemudian, lanjutnya, ada enam kelompok yang mengalami inflasi di bulan Agustus yaitu kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga, pakaian dan alas kaki, perumahan, penyediaan makanan dan minuman, rekreasi, dan pendidikan.
“Sementara ada dua kelompok yakni kesehatan, informasi, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Agustus indeksnya tidak mengalami perubahan atau stabil dibandingkan dengan kondisi Juli lalu,” pungkasnya.
Kepala Bulog Subdivre Tanjungpinang, Riki Maskudri menyebutkan saat ini stok beras yang ada di gudang sejumlah 1.700 ton yang akan tersebar di Tanjungpinang, Lingga, Sedanau, Ranai.
Selanjutnya, stok daging kerbau beku masih ada 1.700 kilogram dan dalam proses persetujuan pengiriman sebanyak 7 ton.
“Untuk minyak goreng tersisa 16.000 liter dan sudah mulai dipasarkan di area Tanjungpinang,” terangnya.
Untuk mengatasi inflasi, ia mengatakan, pihaknya berupaya melakukan penjualan beras medium, yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat jika beras premium mengalami kenaikan.
Selain itu juga, kita ikut berpartisipasi dalam operasi pasar dan bazar murah.
“Kita juga turut serta melakukan monitoring harga bersama satgas pangan,” tambahnya.
Dalam rapat tersebut, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Endang Abdullah meminta agar tim TPID memperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi di kota Tanjungpinang.
“Lakukan evaluasi dan pengawasan di tingkat pasar agar tidak ada permainan harga dari para tengkulak. Mudah-mudahan inflasi bisa kita tekan dan harga tetap stabil,” ucap wawako. (Hum/Red).