NetKepri.com Media Kepulauan Riau
Netkepri – Stand Pameran Provinsi Kepri yang ikut berpartisipasi dalam Pagelaran Pesparawi XIII tahun 2022 dikunjungi 1.600 pengunjung sejak tanggal 19 hingga 26 Juni 2022 di Jogjakarta Expo Center (JEC).
Pagelaran Pesparawi XIII Tahun 2022 yang terbilang sukses tersebut merupakan rangkaian rangkaian Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional ke XIII di Yogyakarta sekaligus event terakbar bagi umat Kristiani tersebut juga menampilkan pameran yang diikuti sejumlah UMKM di Indonesia, dengan mengambil tema “Bangkit bergerak bersama UMKM”.
Dalam keterangannya, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Afitri Susanti mengatakan Stand Pameran Provinsi Kepri mendapatkan antusiasme pengunjung. Upaya Dinas Pariwisata mengenalkan destinasi wisata di wilayah Provinsi Kepulauan Riau mendapat respon positif, bahkan Kepri juga tidak ketinggalan ikut mempersembahkan Band Tradisional bernuansa Melayu dalam pagelaran tersebut.
“Alhamdulillah pengunjung yang datang ada 1.600 orang. Penjualan paket pariwisata di bawah naungan Anugerah Travel banyak peminatnya dan masyarakat Jogja lebih mengenal Destinasi Unggulan khususnya di Provinsi Kepri,” Jelas Afitri.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi tuan rumah gelaran Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII pada tahun ini. Event nasional 3 tahunan ini seharusnya digelar pada tahun lalu tetapi harus diundur karena kondisi pandemi masih tidak kondusif.
Provinsi DIY terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-XIII tingkat Nasional.
Pagelaran Pesparawi XIII ini mengangkat tema Harmony in Diversity yang diikuti perwakilan dari seluruh Provinsi se-Indonesia. Pameran yang menjadi salah satu rangkaian pun telah dihadiri kurang lebih 10.000 peserta.
Terdapat 12 kategori lomba yang akan dipertandingkan dalam Pesparawi ke-XIII. Penyelenggaraan lomba Pesparawi akan tersebar di empat lokasi, yaitu Graha Sabha Pramana UGM, Auditorium UNY, Auditorium Drikarya Universitas Sanata Dharma, dan Auditorium Institut Seni Indonesia (ISI).(Red).
