NetKepri.com Media Kepulauan Riau
Tanjungpinang, NetKepri – Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat, Teguh Hidayat meminta semua pihak stakeholder baik Provinsi maupun Kota agar kegiatan Pelestarian Pulau Penyengat mempunyai Visi yang sama.
“Agar masing-masing pihak siapapun itu baik masyarakat ataupun Pemerintah Provinsi maupun kota itu mempunyai visi yang sama terhadap Pulau Penyengat,” ujarnya usai mengikut FGD Zonasi kawasan Cagar Budaya Nasional Pulau Penyengat di Nite & Day Hotel Laguna Tanjungpinang, Senin (13/09).
BPCB Sumatera Barat dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini meliputi wilayah kerja Sumatra Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Teguh mengungkapkan Pulau Penyengat merupakan Pulau yang penuh dengan sejarah yang didalamnya banyak bangunan yang menjadi objek cagar budaya hasil penetapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018 sebagai kawasan cagar budaya berskala Nasional.
“Dalam perkembangan waktu demi waktu ada kegiatan pelestarian dan sebagainya itu masing-masing itu masing-masing pihak atau stakeholder itu berjalan sendiri-sendiri misalnya dari Provinsi ada program jalanlah mereka, dari Kota ada program jalanlah mereka,” katanya.
Ia menyarankan agar satu visi bagaimana Pulau Penyengat kedepannya yang berefek manfaat seperti Akademik, Sosial, Keagamaan, Kebudayaan dan Ekonomi.
“Melalui pariwisata bagaimana Pulau Penyengat semacam magnet utama bagi kunjungan wisata seluruh dunia paling tidak Indonesia kenal dengan Pulau Penyengat,” katanya.
Selama ini Pembangunan atau Pelestarian masing-masing berjalan sendiri tetapi bagaimana upaya pengembangan Pulau Penyengat tidak hanya ditujukan dan semata-mata untuk Pariwisata tetapi juga bisa melindungi mensejahterakan Cagar Budaya.
“Karena objeknya cagar budaya itu jika Cagar Budaya hilang otomatis efek dari masalah pariwisata juga akan surut maka diharapkan ada keberlanjutan Cagar Budaya di Pulau Penyengat dan juga perlindungan Cagar Budaya,” tuturnya.(Rud).
