Tanjungpinang, NetKepri – Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menggelar Workshop terkait rencana pengaplikasian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan UMRAH, Yudanto mengatakan MBKM ini sebuah program yang menjembatani mahasiswa kedalam dunia Praktis atau dunia Kerja.
“Semakin mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan oleh dunia industri sehingga tujuan MBKM agar mahasiswa tidak terlalu gagap ketika dia lulus dan sudah ada bekal yang dibutuhkan,” ujarnya kepada Media ini, Kamis (30/09).
Ia mengutarakan kendala dalam mengimplementasikan kebijakan ini didalam prodinya dari sisi regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan akan ada diskusi lanjutan.
“Diskusi untuk tindak lanjut, itu yang nanti banyak temuan yang tidak semudah seperti apa yang ada dalam regulasi tadi,” ungkapnya.
Sementara itu, Narasumber yang hadir, Prof. Dr. Henry Eryanto, M.M. CQInR mengungkapkan kebijakan MBKM adalah inovasi untuk pembelajaran mahasiswa.
“Kalau saya lihat di Program Studi Ilmu Pemerintahan itu paling tidak dia bisa menerapkan pertukaran pelajar, terus magang kemudian tadi KKN Tematik,” jelasnya.
Henry menjelaskan tiga Program Utama seperti Pertukaran pelajar, Magang dan KKN Tematik diharapkan bisa diaplikasikan ke Prodi Ilmu Pemerintahan.
“Problem tadi magang, memang ada kesulitan didalam memilih mata kuliah yang pas untuk penggantinya, sebetulnya bisa saja diambil dari mata kuliah yang sudah ada didalam struktur kurikulum yang dimiliki oleh Prodi Ilmu Pemerintahan itu,” ucap Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta ini.
Didalam diskusi terhadap kebijakan MBKM ini bisa menghasilkan kurikulum yang bisa mendukung.
“Jadi Outputnya bentuknya seperti apa nantinya tetapi ini juga harus koordinasi dengan tingkat Universitas bidang akademik,” jelasnya.
Ditempat yang sama juga hadir, Salah satu Pengusaha Kepulauan Riau, Iwan Kusmawan. Dalam hal ini ia mengutarakan Kebijakan MBKM ini adalah terobosan yang luar biasa jika memang benar-benar diimplementasikan tahapan belajar mahasiswa.
“Mungkin ini terobosan yang bagus, kalau saya berpikir dari dunia usaha menjadikan kualitas hasil lebih siap,” ujarnya.
Terobosan MBKM ini adalah titik awal seperti keterampilan komunikasi agar lebih berimprov ketika di lapangan ketika kerjasama.
“Jadi harus bisa mengimprov apa yang dibutuhkan di dunia usaha contoh yang paling mendasa saat ini adalah komunikasi di publik khususnya medsos, komunikasi siber itu juga penting untuk dikembangkan didalam universitas,” lanjutnya.
Diakui Iwan, MBKM ini merupakan solusi jalan keluar yang terbaik untuk masa dini kedepan karena kampus merdeka membawa keahlian ke masing-masing mahasiswa.
“Jadi mahasiswa itu buka di cekokin dengan keilmuan yang baku tetapi bisa dengan yang lain sesuai dengan keinginan dia,” tuturnya.(Rud).