Tanjungpinang (NetKepri) – Umrah menggelar Diskusi Publik tentang Strategi pembangunan kota Tanjungpinang menuju kota pendidikan, budaya dan perdagangan bersama Rahmah selaku wakil walikota Tanjungpinang terpilih, Bismar Arianto selaku dekan Fakultas ilmu sosial dan politik, Ade Angga selaku dewan kota Tanjungpinang dan Pery Rahendra Sucipto selaku dosen Kampus Umrah.
Dalam penyampaiannya di hadapan mahasiswa, Rahma menyampaikan pengalaman hidupnya dulu yang serba sulit dan akhirnya merantau di kota Tanjungpinang pada tahun 1997 sebagai bentuk motivasi dan inspirasi kepada adik-adik mahasiswa.
“Saya ini lahir dari keluarga petani, jadi jangan batasi cita-cita adik-adik semua jika ingin jadi seorang pemimpin, karna pemimpin itu bukan hanya sebatas kepala daerah,”ucap Rahma di auditorium Umrah Dompak. Senin (17/9).
Beliau juga siap menerima kritikan dalam bentuk apapun selagi masih dalam koridor yang benar dan tidak anarkis.
“Kami siap menerima kritikan tapi yang santun, boleh menyampaikan aspirasi tapi jangan anarkis, sampai dengan santun supaya terakomodir cita-cita yang ingin kita capai bersama,” tambahnya.
Selain memaparkan program yang ingin di capai, mengenai kota madani dan kota yang bersih, kota yang berbudaya dan berpendidikan, ia juga menyampaikan pengalaman hidup sebagai seorang salesman saat Pertama kali menginjakkan kaki di kota Tanjungpinang pada tahun 1997.
“Saya sebagai salesman, saya datang dari pekanbaru, saya menetap di sini karena bisa nikah sama orang Tanjungpinang jadilah saya orang Tanjungpinang,” ungkap nya sambil tersenyum.
Beliau juga menyampaikan agar amanah yang diberikan ini terlaksana dan tidak keluar jalur, serta meminta doa kepada semua untuk doa restu nya .
“Mohon doa Restu, saya bersama ayah syahrul untuk menjadi kan kami orang-orang yang amanah demi memajukan kota Tanjungpinang, Tegur saya, sapa saya jika saya keluar dari koridor yang salah, Ingat kan saya agar saya komitmen sesuai tujuan kita bersama untuk memajukan kota Tanjungpinang,” harapnya.
Dalam sesi tanya jawab mahasiswa mempertanyakan terkait pengurusan E-KTP yang dianggap berbelit dan terkesan tebang pilih.
“Persoalan administrasi itu soal transparansi, makanya harus punya pendekatan IT, berkas tak lengkap tak boleh masuk, makanya berkas harus lengkap dulu. Bahkan orang tua kita sakit, kita udah tau di ruang mana, orang tua kita di letak kan, sebagai contoh jika sakit nya di ruang mawar, kita langsung tau, itulah yang ingin kita ciptakan, kami ingin menciptakan kota Tanjungpinang memiliki aplikasi yang terkoneksi dengan baik sehingga kota Tanjungpinang seperti berada di jarimu,” Tutup Rahmah dalam sesi tanya jawab. (Red/Bud).