Membina Siswa Itu Bukanlah Pekerjaan Mudah, Namun Mesti Dilakukan Dengan Ikhlas

Tanjungpinang (Netkepri) – Sekolah merupakan sebuah sarana dimana seorang siswa (anak) mendapatkan pendidikan. Namun sekolah juga merupakan sebuah tempat bagi seorang siswa beradaptasi dan membangun komunikasi dalam lingkungan sosialnya, bersama teman seumuran, dibawahnya maupun diatas umur anak.

Dalam proses adaptasi dan membangun komunikasi anak disekolah, tak jarang ditemui adanya persoalan – persoalan yang dihadapi siswa, saling cekcok satu dan yang lainnya, dan bahkan yang lebih buruk adalah adanya sikap mengintimidasi dari satu siswa ke siswa lainnya. Hal tersebut dimungkinkan, karena siswa berasal dari lingkungan yang berbeda.

Beberapa sekolah mulai mensikapi secara serius mengenai perilaku siswa disekolah, yaitu dengan membentuk sebuah unit khusus di dalam lingkungan sekolah. Unit khusus tersebut yaitu dengan mempekerjakan guru yang memiliki keahlian bimbingan konseling (BK). Guru BK ini bertugas mengurusi siswa yang melakukan pelanggaran dan kerap menciptakan kegaduhan, kenakalan seorang siswa.

Berdasarkan pantauan Netkepri, sekolah tingkat pertama di kota tanjungpinang yang memiliki guru konseling hanya ada 3 (Tiga). Dan salah satu sekolah tersebut adalah SMP Negeri 2 tanjungpinang.

Firman, lulusan Sarjana khusus konseling yang bekerja sebagai Guru BK di SMP Negeri 2 Tanjungpinang, menceritakan perjalanan dan pengalamannya sebagai seorang guru.

“Berawal dari kesukaan pada dunia anak sejak SMA dulu, ungkap Firman dengan santai di ruang BK 8/2.

Dalam perbincangannya, Firman menyampaikan Guru BK sering ditakuti karena identik dengan persoalan siswa. paradigma tersebut mesti dihilangkan dengan memberikan pemahaman dan upaya pendekatan pada siswa. karena dengan pendekatan yang dilakukan tersebut, Guru BK dapat lebih masuk ke anak dan memberikan masukan – masukan positif dan juga sebaliknya, sang anak dimudahkan untuk menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapinya kepada guru BK.

“Mensikapi kenakalan anak di SMP Negeri 2 tidak menggunakan sanksi poin, melainkan hukuman ringan yang diharapkan mampu membuat efek jera bagi siswa”. Ungkap Firman.

Firman juga menambahkan, semua siswa dapat dibina asalkan para guru sepaham dan sepakat untuk menegakan aturan sekolah, karena membina siswa bukanlah pekerjaan mudah, namun bila dilakukan dengan iklas dan rasa penuh tanggunjawab maka semua yang berat bakal jadi ringan.

“Untuk di SMPN 2 Tanjungpinang, siswa siswinya berjumlah 849 anak dengan satu orang guru BK seharusnya dalam jumlah yang banyak guru BK itu harus ada 3 orang”. tutur Firman lagi.

“Tapi walaupun guru BK hanya satu, kita optimis semua persoalan siswa  dapat di selesaikan dengan baik”. Tutup Firman. (Red).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Slottica Casino App Quanto Para

Content Bet365: Melhor Cassino Utilizando Jogos Originais Com Público Cativo, Som Da Concha Realiza Última ...