Jakarta (NetKepri) – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengakui, kondisi keuangan PT Pertamina kian merosot. Pertamina memang diketahui pada sembilan bulan pertama tahun ini mengalami penurunan pendapatan, akibat harga bahan bakar mimyak yang ditetapkan pemerintah tidak kunjung naik hingga akhir tahun.
Untuk itu, Arcandra yang juga Komisaris Utama PT Pertamina ini mempersilahkan perusahaan migas pelat merah itu untuk tidak mayoritas dalam kepemilikan saham pembangunan kilang di Tanah Air.
“Solusinya kan jelas, Pertamina juga boleh tidak majority, 10 persen juga boleh, 15 persen juga boleh,” kata Arcandra di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 3 November 2017.
Seperti diketahui, pemerintah telah menugaskan Pertamina untuk pembangunan proyek kilang salah satunya adalah Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap. Proyek pengembangan kapasitas kilang ini bekerjasama dengan Saudi Aramco.
Namun, kini kinerja keuangan Pertamina dalam kondisi tengah tidak stabil. Pada sembilan bulan pertama 2017, laba pertamina turun menjadi US$1,99 miliar, cukup jauh dibanding laba kuartal III 2016 yang mencapai US$2,83 miliar.
“Kita masih terus bicara dengan Pertamina, kalau khusus yang Cilacap,” tambah Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana. (Admin)
Sumber : http://www.viva.co.id