Pandangan Christine Hakim soal film bertema politik di Indonesia

Aktris senior Christine Hakim (kiri) disimak Penulis Seno Gumira Ajidarma (kanan), dan moderator Ifan Ismail (tengah) berbicara dalam diskusi di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (22/9). Diskusi yang mengangkat tema Setelah Teguh Karya itu dalam rangka memperingati hari kelahiran sineas legendaris Indonesia, Teguh Karya. (ANTARA Foto/Aprilio Akbar)

Jakarta (NetKepri) – Aktris senior Christine Hakim menilai film bertema politik jarang ditemui di Indonesia karena masih terdapat kendala dalam proses pembuatannya.

“Masih ada kendala. Saya melihatnya seperti itu,” kata dia kepada Antara News di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, Jumat malam (22/9).

Christine mencontohkan sutradara Eros Djarot yang ingin membuat film tentang permasalahan sosial politik namun didemo oleh Front Pembela Islam (FPI).

“Itu mas Eros mau bikin film yang mengangkat permasalahan sosial politik, FPI yang nyetop, yang mendemo,” kata pemeran film “Badai Pasti Berlalu” itu.

“(Setelah reformasi) Memang sudah bebas, tetapi ada cara-cara yang kemudian menghambat jalannya shooting,” imbuh Christine.

Sementara itu sutradara muda pemenang Festival Film Cannes 2016 Wregas Bhanuteja mengaku enggan untuk membuat film bertema politik karena merasa tidak dekat dengan bidang itu.

“Saya tidak berminat buat film politik, saya tidak dekat dengan film politik, saya lebih ke psikologis,” kata sutradara film pendek “Prenjak” itu. (Admin)

Sumber : http://www.antaranews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*