Jakarta (NetKepri) -Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan kepolisian telah mendeteksi potensi serangan terhadap Novel Baswedan sebelum peristiwa 11 April 2017. Dahnil, berdasarkan komunikasinya dengan Novel, mengatakan kepolisian telah mengirimkan intelijen ke sekitar lingkungan rumah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu.
“Di awal, Novel Baswedan punya optimisme kasus ini bisa dituntaskan, karena ada deretan peristiwa yang menyertai sebelum serangan kepada Novel. Polda Metro Jaya, saat itu Iriawan, mengatakan ada potensi penyerangan terhadap Novel,” ucap Dahnil dalam diskusi Cerita Novel, KPK, dan Pansus DPR, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu 5 Agustus 2017.
Saat itu, kata Dahnil, kepolisian Polda Metro Jaya pun mengirimkan tim pengamanan di lingkungan rumah Novel. Namun, tak berapa lama kemudian, tim dari kepolisian yang diduga dari Mabes Polri juga turut mengamankan. “Mereka pun ditarik. Artinya sejak awal, Polda sudah beromunikasi dengan Novel,” ujar Dahnil.
Novel, Dahnil bercerita, pun memiliki tanda bahwa akan ada serangan terhadap dirinya sebelum 11 April. “Tapi karena telah siaga, serangan itu masih gagal,” katanya. Novel pun lengah seusai salat subuh 11 April. “Seminggu-dua minggu dia yakin akan ada data intelijen di awal penyerangan,” kata dia lagi.
Potensi serangan tak sampai di situ. Dahnil mengatakan jauh sebelum serangan 11 April, Novel telah mengendus adanya serangan terhadap penyidik KPK yang lain. Bentuknya, penyerangan atau perampokan untuk mengambil barang bukti dalam perkara kasus korupsi tertentu. “Ini yang tidak dipublikasikan,” ujar Dahnil. Awalnya, ia optimistis bahwa pelaku serangan dapat ditangkap kepolisian.
Optimisme Novel memudar. Sebabnya, Dahnil menyebutkan sejak pekan ketiga hingga hari ke-116 pasca-serangan terhadap Novel, muncul banyak keganjilan dari penyelidikan ini. Pertama, kata dia, keganjilan terkait lamanya waktu untuk kepolisian menentukan tersangka kasus ini. Kedua, penerbitan sketsa terduga pelaku oleh kepolisian yang dinilai ganjil. “Maka koalisi mendorong ada TPGF (Tim Gabungan Pencari Fakta),” ujarnya.
Dahnil Anzar memastikan Novel Baswedan mengantongi sejumlah bukti terkait keterlibatan sejumlah pihak dalam serangan 11 April. Namun, Dahnil mengatakan, “Bagaimana mungkin ini bisa dibongkar kalau proses primer dengan menangkap pelaku tidak dilakukan kepolisian,” katanya.
Sumber : nasional.tempo.co/ARKHELAUS W. /Admin