Sekda Pimpin Diskusi Terfokus Bahas Perekonomian Kepri

Tanjungpinang (NetKepri) – Sekretaris Daerah Provinsi Kepri TS. Arif Fadillah memimpin diskusi terfokus membahas masalah pertumbuhan ekonomi di Kepri, Selasa (10/10) di Hotel CK Tanjungpinang. Rapat terfokus masalah ekonomi ini dihadiri oleh para stakeholder yang ada, seperti Kepala BI Batam Gusti Raizal Eka Putra, Kepala BPS Kepri Panusunan Siregar, Kepala Biro Perekonomian Kepri Heri Andrianto, Kepala Biro Pembangunan Kepri Aris Fariandi, perwakilan dari kantor Perbendaharaan Negara, para akademisi dari UMRAH serta undangan lainnya.

“Rapat terfokus ini kita selenggarakan guna mendapatkan masukan-masukan dari bapak dan ibu sekalian, khususnya dalam rangka menyikapi kondisi perekomian Kepri yang cenderung turun. Saya yakin selaku leading sektor, bapak dan ibu tahu apa yang harus dilakukan.

Hasil rapat kita ini nanti akan disampaikan kepada Gubernur sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah kebijakan,” kata Arif Fadillah.

Sekda juga mengharapkan semua stakeholder dan masyarakat berperan aktit dalam upaya meningkatkan perekonomian Kepri. Dijelaskan oleh Sekda juga bahwa ekonomi Kepri ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekononi Batam, yakni sebesar 70 persen, selanjutnya disusul oleh Kabupaten dan Kota lainnya.

“Rapat ini harus berlanjut, setidaknya dilakukan 3 bulan sekali. Dan yang hadir harus pro aktif berbicara memberikan masukan,” ujar Arif lagi.

Kepala BPS Kepri Panusunan Siregar dalam paparannya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri tidak bisa lepas dari pengaruh kabupaten dan kota, karena Kabupaten dan Kota adalah eksekutornya,sedangkan kedudukan Pemprov Kepri Provinsi hanya sebagai penghubung.

“Saran saya APBD agar cepat digulirkan setiap tahunnya, baik yang murni maupun perubahan. Karena ini merupakan salah satu stimulan yang tidk bisa dipungkiri dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri. Dan tentu tidak hanya APBD Provinsi aja, tapi Kabupaten dan Kota juga.Maka dari itu saya sarankan agar duduk bersama antara Pemprov dan Kabupaten/Kota samakan persepsi, sehingga tidak jalan sendiri-sendiri,” ujar Panusunan Siregar.

Dilanjutkannya, bahwa dalam hal ini BPS hanya bersifat mendiagnosa penyakit saja yang diderita dunia perekonomian Kepri saja, selanjutnya yang mencari solusi adalah Pemerintah bersama para OPD nya.

“Seharusnya rapat seperti ini sudah kita lakukan sejak dulu, sejak ketika kita baru merasa adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Kepri ini,” katanya.

Dijelaskan lagi oleh Panusunan bahwa industri pengolahan, konstruksi dan pertambangan serta penggalian adalah 3 sektor yang pengaruhnya mencapai 67 persen dalam pertumbuhan ekonomi Kepri, dibanding sektor-sektor lainnya. Maka jika ketiga sektor ini terganggu jelas saja berdampak terhaadap yang lainnya.

Sedangkan kepala BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra mengatakan juga jika salah satu stimulan untuk menumbuhkan perekonomian Kepri adalah dengan mempercepat pengguliran APBD, baikTanjungpinang APBD Kepri maupun Kabupaten dan Kota.

“Jika APBD Kepri ini cepat digulirkan, setidaknya sudah menyumbang sekitar 4 persen untuk pertumbuhan ekonomi Kepri. Selanjutnya ditambah dari yang lain,” kata Raizal.

Dijelaskan Raizal bahwa prediksi Bank Dunia di Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 sebesar 5 persen sampai dengan 5,4 persen, sedangkan di tahun 2018 akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,1 sampai dengan 5,6 persen. (Hum/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*